Cara Bijaksana Mengatasi Anak Suka Jajan


Repot rasanya kalau sedikit-sedikit menangis, ujung-ujungnya minta dibeliin sesuatu atau minta jajan. Beberapa keluhan semacam ini mungkin terjadi, lalu bagaimana orang tua menyikapinya dengan bijaksana tanpa merugikan anak itu sendiri.

Kebiasaan anak suka jajan banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor selain faktor ego anak itu. Kebiasaan anak suka jajan ini mungkin bisa kita arahkan  kepada hal-hal positif, biasanya anak jika diberi uang  tentunya dia akan membelanjakan semua uang itu dengan asumsi dia akan diberi lagi jika uangnya habis.
 
Jika kita sebagai orang tua tidak tanggap maka tanpa kita sadari kita telah mengajari anak sikap konsumtif dan itu akan terbawa hingga dewasa.

Beberapa faktor anak suka jajan : 


1. Membawa anaknya ke warung ketika  anaknya yang rewel untuk  mendiamkannya

2. Meniru kebiasan orang tuanya yang suka jajan

3. Terbiasa diberi uang saku berlebihan

4. Membiarkan anaknya jajan dan ini dilakukan setiap hari


Orang tua adalah pendidik dan pembimbing ketika anak berada di rumah, setiap aktifitas anak tentunya kita tahu kecuali ada beberapa orang tua yang sibuk di luar. Dalam mengatasi kebiasaan anak jajan tentunya harus bijaksana sehingga pesan yang diterima anak tidak hanya larangan semata. Komunikasi yang baik menciptakan suasana harmonis dalam keluarga sehigga anak merasa nyaman. Ketika anak mempunyai masalah senjata terakhir adalah menangis dan ini dilakukan biasanya untuk melihat respon orang tua. Di sinilah peran kita sebagai orang tua dituntut apakah kita bisa menyelesaikan masalah atau mungkin melarikan masalah dengan cara mendiamkan anak dengan membelikan sesuatu.


Anak adalah peniru yang ulung, kebiasaan kita sehari-hari tanpa disadari terekam oleh anak dan ditiru. Kebiasaan kita suka berbelanja belebihan, jajan yang seharusnya tidak perlu dan itu sering dilakukan menjadikan anak ikut-ikutan.

Pemberian uang saku kepada anak sebenarnya boleh dilakukan dengan tujuan mendidik anak lebih dewasa dan bertanggungjawab. Pemberian uang saku kepada anak dengan membimbing anak dalam membelanjakannya menghindarkan anak dari sikap konsumtif. Pembiasaan anak menabung memberikan wawasan akan arti masa depan dan hidup hemat, terlebih jika kita membiasakan anak untuk beramal.


Memasak masakan yang lezat-lezat tidak menjadi jaminan anak tidak jajan di luar, knapa demikian, hal ini dilakukan karena berawal dari rasa ingin tahunya, mencoba sesuatu yang berbeda. Memberikan pengertian tentang kesehatan, kebersihan, faktor gizi tentunya akan mengubah paradigma berfikir anak dan menciptakan sikap protektif diri sendiri. Karena selama ini anak berfikir tentang jajan adalah enak/lezat, bebas, gembira.